animasi

SALAM SEJAHTERA - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.KIWU8ztB.dpuf

Monday 8 June 2015

Tumplak Punjen adat jawa

      Sebagian orang mungkin ada yang belum mengenal upacara adat yang satu ini. Salah satu rangkaian prosesi upacara pernikahan adat Jawa, yang mana dilaksanakan pada saat orang tua mengadakan pernikahan anaknya yang terakhir. Nama Tumplak Punjen itu sendiri berasal dari kata tumplak yang berarti tumpah (keluar semua), dan punjen yang artinya sesuatu yang dipanggul (anak yang menjadi tanggungan orang tua). Kata punjen dapat dimaknai juga sebagai pundi-pundi, yang menyimbolkan harta benda hasil jerih payah orang tua.

      Dalam budaya Jawa, orang tua memiliki tiga kewajiban terhadap anak-anaknya, yaitu memberi nama yang baik (nama yang berisi harapan dan doa untuk anak-anaknya), mendidik, dan yang terakhir adalah menikahkan. Ketika orang tua telah menikahkan anaknya yang terakhir, maka upacara Tumplak Punjen ini dilakukan sebagai tanda bahwa orang tua telah menyelesaikan seluruh kewajiban mereka kepada anak-anaknya.

       Adapun pelaksanaan prosesi Tumplak Punjen ini sendiri dilakukan pada saat acara Panggih Temanten. Acara dimulai dengan sambutan dari salah seorang anak yang mewakili saudara-saudaranya, yang ditujukan kepada bapak dan ibunya. Dalam sambutannya tersebut, sang anak dapat menyampaikan ungkapan terima kasih atas jasa-jasa orang tua kepada mereka. Setelah itu giliran orang tua yang memberikan jawaban atas sambutan dari anaknya. Kemudian dilanjutkan dengan sungkeman, yang dimulai dari anak tertua hingga si bungsu (sang pengantin) beserta para pasangan masing-masing.

        Ketika sungkem, orang tua akan memberikan kantung-kantung kecil yang berisi biji-bijian (beras kuning, kedelai, jagung, empon-empon), bunga sritaman, dan uang. Prosesi ini menyimbolkan bahwa orang tua memberi modal kepada anak-anaknya untuk mengarungi hidup yang baru. Modal yang dimaksud bukan hanya berupa harta benda, melainkan juga modal ilmu, budi pekerti, dan agama.

          Setelah sungkeman selesai, orang tua menyebar udhik-udhik yang berada dalam bokor, yang kemudian bisa diperebutkan oleh anak, menantu, cucu, dan seluruh tamu undangan. Yang dimaksud dengan udhik-udhik itu sendiri adalah sama seperti isi kantung-kantung kecil yang sebelumnya diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya ketika sungkeman, yaitu berupa biji-bijan, bunga sritaman, dan uang receh. Saat prosesi menyebar udhik-udhik ini, orang tua harus menyisakannya untuk kemudianditumplak atau ditumpahkan di depan pelaminan, sebagai syarat dari upacara Tumplak Punjen bagi anak terakhirnya.

          Dalam perkembangannya, pelaksanaan prosesi Tumplak Punjen ini memiliki berberapa perbedaan dari upacara aslinya. Perbedaan ini terjadi sesuai dengan perubahan zaman. Seperti misalnya, upacara Tumplak Punjen tidak melulu dilaksanakan pada acara pernikahan si bungsu. Sebab tak jarang terjadi anak bungsu yang menikah lebih dulu daripada kakaknya. Maka, Tumplak Punjen ini dilaksanakan pada hajatan terakhir yang diadakan oleh orang tua, meskipun itu bukan pernikahan anak bungsunya. Perbedaan lainnya ada pada salah satu ubo rampe Tumplak Punjen yang sebelumnya berupa uang receh, baik logam ataupun kertas, pada zaman sekarang dapat diganti dengan hadiah berupa perhiasan atau barang berharga lainnya. Ada juga yang hanya memberikanudhik-udhik tersebut sebagai souvenir yang dibagikan kepada para tamu undangan, bukan dirayah sebagaimana mestinya.

Bagaimanapun wujudnya, baiknya kita ambil saja makna dan tujuan dari prosesi Tumplak Punjen ini. Selain sebagai wujud syukur orang tua kepada Allah Swt. karena telah selesainya tugas mereka membesarkan, mendidik, hingga menikahkan anak-anaknya, juga sebagai tanda cinta kasih orang tua, tanda bakti anak (ditandai dengan sungkeman), teladan untuk bersedekah kepada sesama, dan harapan serta doa orang tua untuk kebahagiaan anak dan cucunya.  

Daftar pustaka :
https://dtinta.wordpress.com/2013/12/09/tumplak-punjen-wujud-syukur-atas-selesainya-tugas-orang-tua/

Saturday 14 February 2015

SEJARAH BATU AKIK



APA sie BATU AKIK,,

Batu Akik adalah sebutan untuk batu cincin yang bukan termasuk dalam kategori batu Mulia. Di masyarakat rumpun Melanesia (khusunya Indonesia dan Malaysia), batu Akik ini menyimpan misteri berbagai macam mitos terkait dengan keberadaannya sebagai batu alam, yang akhirnya bisa menjadi komoditi bisnis, baik bisnis supranatural maupun non supranatural.



Berikut beberapa hadis yang menceritakan cicin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Pertama, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من ورق وكان فصه حبشيا
Cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbuat dari perak, dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (ethiopia). (HR. Muslim 2094, Turmudzi 1739, dan yang lainnya).
Kedua, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,
أن النبي صلى الله عليه وسلم اتخذ خاتما من فضة فكان يختم به
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan cincin dari perak, dan beliau gunakan untuk menstempel suratnya. (HR. Ahmad 5366, Nasai 5292, dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth).
Ketiga, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من فضة فصه منه
”Cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perak, dan mata cincin juga dari bahan perak.” (HR. Bukhari 5870, Nasai 5198, dan yang lainnya).
Keempat, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan
كان نقش خاتم رسول الله صلى الله عليه وسلم ( محمد ) سطر و ( رسول ) سطر و ( الله ) سطر
Ukiran mata cincin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertuliskan: Muhammad [محمد] satu baris, Rasul [رسول] satu baris, dan Allah [الله] satu baris. (HR. Turmudzi 1747, Ibn Hibban 1414, dan semakna dengan itu diriwayatkan oleh Bukhari 5872)
Dalam riwayat lain dijelaskan,
أن النبي صلى الله عليه وسلم أراد أن كتب إلى كسرى وقيصر والنجاشي فقيل له : إنهم لا يقبلون كتابا إلا بخاتم فصاغ رسول الله صلى الله عليه وسلم خاتما حلقته فضة ونقش فيه محمد رسول الله فكأني أنظر إلى بياضه في كفه
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak menulis surat ke Kisra (persi), Kaisar (romawi), dan Najasyi (Ethiopia). Kemudian ada yang mengatakan, ’Mereka tidak mau menerima surat, kecuali jika ada stempelnya.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat cincin dari perak, dan diukir tulisan Muhammad Rasulullah. Saya melihat putihnya cincin itu di tangan beliau. (HR. Ahmad 12738, Bukhari 5872, Muslim 2092, dan yang lainnya).
Kelima, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,
اتخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم خاتما من ورق فكان في يده ثم كان في يد أبي بكر ويد عمر ثم كان في يد عثمان حتى وقع في بئر أريس نقشه : محمد رسول الله
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat cincin dari perak. Pertama beliau yang memakai, kemudian dipakai Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian dipakai Utsman, hingga akhirnya kecemplung di sumur air Arisy. Ukirannya bertuliskan: Muhammad Rasulullah. (HR. Bukhari 5873, Muslim 2091, Nasai 5293, dan yang lainnya)
Keenam, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ، وَنَقَشَ فِيهِ: مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ، وَقَالَ: «إِنِّي اتَّخَذْتُ خَاتَمًا مِنْ وَرِقٍ، وَنَقَشْتُ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ، فَلاَ يَنْقُشَنَّ أَحَدٌ عَلَى نَقْشِهِ»
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat cincin dari perak, dan diukir: Muhammad Rasulullah. Kemduian Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku membuat cincin dari perak, dan aku ukir Muhammad Rasulullah. Karena itu, jangan ada seorangpun yang mengukir dengan tulisan seperti ini.” (HR. Bukhari 5877)
Dari beberapa riwayat di atas, ada beberapa pelajaran yang bisa kita simpulkan,
1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin
2. Cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki ciri:
  • Terbuat dari perak
  • Ada mata cincinnya, yang juga terbuat dari perak
  • Logam perak mata cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berasal dari Ethiopia
  • Bagian mata cincin ada ukirannya, bertuliskan: Muhammad Rasulullah
  • Tulisan ukiran di mata cincin itu biasa digunakan untuk stempel surat
3. Tujuan utama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat cincin adalah untuk dijadikan stempel surat dakwah yang hendak dikirim ke berbagai penjuru dunia.
4. Cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam digunakan para khulafa’ ar-rasyidin setelah beliau sebagai stempel surat.
5. Larangan untuk membuat cincin dengan ukiran seperti ukiran cincin Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad Rasulullah. al-Hafidz Ibn Hajar menjelaskan, ’Karena dalam cincin itu ada tulisan nama beliau, dan status beliau. Beliau membuat demikian sebagai ciri khas beliau, yang membedakan dengan lainnya. Jika yang lain dibolehkan untuk membuat ukiran cincin seperti itu, maka tujuan ini tidak terwujud.’ (Fathul Bari, 10/324).
6. Makna ”mata cincinnya berasal dari Habasyah”
Para ulama berbeda pendapat tentang makna kalimat ini. Imam an-Nawawi menyebutkan beberapa pendapat ulama mengenai hal tersebut,
  • Mata cincinnya berupa batu dari Habasyah, berupa batu akik. Karena tambang batu akik ada di habasyah dan Yaman.
  • Warnanya seperti orang habasyah, yaitu berwarna hitam. Kata Ibn Abdil Bar, inilah pendapat yang lebih kuat. Berdasarkan riwayat dari Anas yang menegaskan bahwa mata cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perak. Artinya, bukan batu akik.
  • Kedua makna di atas benar. Dalam arti, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang memakai cincin yang matanya dari perak dan terkadang memakai cincin yang matanya batu akik. (Syarh Shahih Muslim, 14/71).
Al-Hafidz Ibn Hajjar juga menyebutkan beberapa kemungkinan yang lain,
  • Mata cincin beliau berupa batu dari habasyah
  • Mata cincinnya dari perak. Disebut dari Habasyah, karena cirinya. Bisa jadi ciri modelnya atau ciri ukirannya.
(Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 10/322) .Allahu a’lam
REFERENSI: http://www.konsultasisyariah.com/